1. Pengertian dan fungsi
Sistem Operasi
Penggunaan media elektronik khususnya
perangkat komputer atau smartphone mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Dimana faktor yang paling besar memengaruhi pengguna untuk memakai
perangkat tersebut adalah dari sisi informasi dan komunikasi yang menjadi
efektif. Untuk dapat mengelola kedua faktor tersebut, tentu sebuah device
membutuhkan yang namanya sistem operasi.
Sistem operasi atau Operating System
(OS) menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena memiliki peran
krusial dalam memanajemen setiap aktivitas pada perangkat komputer. Yang mana,
hal tersebut akan sangat berhubungan dengan pemakaian perangkat lunak
(software), perangkat keras (hardware), dan fitur yang lainnya.
Oleh karena itu, pada artikel kali ini
kami akan membahas seputar pemanfaatan sistem operasi dalam kehidupan
sehari–hari beserta komponen dan cara kerjanya. Sehingga informasi yang
didapatkan mampu memberikan gambaran secara lebih jelas terkait hubungan antara
OS dengan aktivitas manusia itu sendiri.
1.)
Pengertian Sistem Operasi
Definisi umum dari sistem operasi adalah
sebuah perangkat lunak sistem yang mampu mengelola sumber daya (resources) dari software
dan hardware agar dapat berjalan
dengan baik serta memudahkan proses interaksi dengan
pengguna atau user (brainware).
Jika kita analogikan sederhana, hubungan
antara operating system dengan komputer adalah seperti kendaraan bermotor dan
bahan bakar. Dimana tanpa adanya bahan bakar, tentu saja kendaraan bermotor
tidak akan bisa berjalan dengan semestinya.
Sama halnya dengan sistem operasi, dimana
anda tidak akan bisa menggunakan perangkat komputer apabila tidak adanya OS.
Begitu juga sebaliknya, apabila anda mempunyai perangkat sistem dan tidak mempunyai komputer maka menjadi tidak berguna.
2.)
Sejarah dari Sistem Operasi
Selanjutnya, masuk pada pembahasan mengenai sejarah awal
terciptanya sebuah sistem operasi yang dapat mendukung jalannya proses perangkat komputer secara sistematis dan terstruktur.
A. Generasi Pertama (1945–1955)
Pada generasi pertama ini, merupakan
awal terciptanya sebuah perangkat komputasi elektronik yang mampu menggantikan
peran sistem komputasi mekanik. Hal tersebut disebabkan kecepatan manusia dalam
menghitung dan mengingat informasi sangat terbatas sehingga sering melakukan kesalahan.
Oleh karena itu, di dalam generasi ini
terbentuklah sebuah sistem komputer yang diberikan perintah atau instruksi
untuk dapat mengerjakan secara langsung setiap tugas yang diberikan secara
cepat dan tepat.
B. Generasi Kedua (1955–1965)
Pada generasi kedua ini, memperkenalkan
sebuah gagasan baru yang diberi nama Batch Processing System, yaitu pekerjaan
yang dilaksanakan secara real–time dalam satu rangkaian yang saling berurutan.
Pada generasi ini belum menggunakan sistem operasi khusus, namun masih
menggunakan fungsi dari operating system yang dinamakan IBSYS dan FMS.
C. Generasi Ketiga (1965–1980)
Generasi yang selanjutnya, masuk pada
perkembangan yang sudah cukup advanced, di mana sistem operasi digunakan untuk
kebutuhan banyak pengguna sekaligus dengan melakukan komunikasi secara online.
Sehingga sangat mendukung proses multi-user dan multi-programming (banyak
program sekaligus).
D. Generasi Keempat (1980–Sekarang)
Pada generasi yang keempat, fitur dan
fungsionalitas yang disuguhkan oleh sistem operasi jauh lebih kompleks dari era
yang sebelumnya. Yang mana, GUI (Graphical User Interface) menjadi keunggulan utama
untuk memberikan pengalaman yang
lebih baik dengan proses interaksi yang berjalan lebih mudah.
3.)
Fungsi Adanya Sistem Operasi
Setidaknya, terdapat empat fungsi pokok
dari OS dalam menjalankan kebutuhan setiap proses sumber daya yang ada.
A. Memory Management
Manajemen memori terbagi menjadi dua
fokus utama, yaitu primary memory dan main memory. Dimana primary memory
merupakan kebutuhan penyimpanan yang diutamakan seperti RAM. Main memory
merupakan penyimpanan yang dapat diakses langsung melalui CPU.
B. Device Management
Sistem operasi juga mempunyai fungsi
untuk mengatur komunikasi antar perangkat melalui setiap driver. Untuk program
yang berperan untuk menangani hal tersebut adalah I/O Controller.
C. File Management
Fungsi yang ketiga, OS juga dapat
digunakan untuk melakukan konfigurasi pada dokumen, mulai dari tahap awal
hingga akhir yang mengatur kebutuhan detail setiap informasi. Kemudian,
mengelola lokasi, fungsionalitas sistem, dan fitur yang lainnya.
Fase pengaturan tersebut disebut dengan
file sistem yang biasanya dimasukkan ke dalam direktori pencarian untuk
memudahkan penggunaannya.
D. Processor Management
Fungsi dari sistem operasi yang terakhir
adalah mendukung proses multiprogramming untuk menentukan fase mana yang
menggunakan prosesor dalam jangka waktu tertentu.
4.)
Komponen dalam OS
Berikut ini merupakan beberapa komponen
utama dalam sebuah operating system, diantaranya adalah sebagai berikut:
·
File: Merupakan file yang
terbentuk atau dijalankan melalui
sebuah sistem operasi.
·
Kernel: Kernel adalah perangkat
lunak (software) yang membentuk sistem dan memiliki tugas untuk melayani
berbagai macam program aplikasi secara aman dan mudah.
·
User Interface:Sistem operasi
mempunyai karakteristik antarmuka yang menjadikan interaksi antara pengguna
dengan komputer.
5.)
Jenis–Jenis Sistem Operasi
Selanjutnya, masuk pada pembahasan
mengenai jenis dari sistem operasi berdasarkan cara kerjanya.
A. Batch OS
Yang pertama ada Batch OS, merupakan
jenis sistem operasi yang dapat menyatukan beberapa pekerjaan, sehingga menjadi
lebih cepat terselesaikan dan tidak terlalu berat untuk implementasinya.
B. Distributed OS
Jenis yang kedua, menggunakan beberapa
processor di berbagai mesin untuk memudahkan komputasi yang nantinya diberikan
kepada user secara cepat dengan akurasi yang tepat.
C. Mobile OS
Yang ketiga, merupakan operating system
yang didesain khusus untuk kebutuhan perangkat mobile. Apakah anda tahu Android
dan iOS? Tentu saja kedua platform tersebut merupakan OS yang dibuat khusus
untuk kebutuhan aplikasi dalam perangkat mobile.
D. Multitasking/Time – Sharing
OS
Dengan menggunakan sistem multitasking,
setiap pengguna dapat mengerjakan beberapa tugas secara bersamaan dalam
perangkat CPU yang sama.
E. Network OS
Dalam menggunakan jaringan (network), OS
juga berperan sebagai pengatur data, keamanan, user, dan fungsi dari networking
itu sendiri.
F. Real–Time OS
Fungsi
yang terakhir adalah real time OS, dimana
interval atau jarak waktu
pemrosesan dan respon input yang kecil.
6.)
Cara kerja OS
Setelah mengetahui beberapa hal mengenai
sistem operasi, berikutnya kita akan membahas secara singkat mengenai cara
kerja dari OS. Baik Windows, Linux, atau Mac OS tentunya memiliki paradigma yang mungkin berbeda, namun kita akan
membahasnya beberapa hal untuk memberikan pengetahuan dasar terkait
fungsionalitas sebuah sistem operasi.
Tahap yang pertama,
sistem operasi akan dimuat dalam perangkat komputer menggunakan boot
program, dimana proses booting dilakukan saat menyalakan PC atau device
lain. Setelah itu, OS bertugas
untuk mengatur dan mengelola setiap program
aplikasi pada perangkat yang anda gunakan.
Aplikasi tersebut akan membuat
permintaan kepada API (Application Programming Interface) agar user tidak perlu
mengetahui bagian dapur dalam software
yang sedang digunakan. Tugas
dari sebuah OS akan mengeksekusi berbagai instruksi yang dilakukan melalui
user. Sehingga, tujuan utama dari sebuah operating system tentu saja untuk
mempermudah proses user dalam menggunakan aplikasi dengan efektif dan efisien.
2. Persiapan instalasi Sistem
Operasi
a. Windows 10
Windows 10 adalah versi OS Windows
terbaru yang diluncurkan sejak tahun 2015 oleh Microsoft dan saat ini menjadi
sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia. Sebagian besar laptop
keluaran terbaru sudah memiliki OS ini di dalamnya. Tidak sedikit juga yang
belum memiliki OS dan hanya menggunakan sistem DOS dengan tampilan teks hitam
putih. Namun, tentu kita bisa instal Windows 10 di laptop DOS tersebut.
Untuk itu di sini kita akan membahas
cara instal Windows 10 dengan langkah yang mudah beserta gambarnya. Kita juga
bisa menginstal ulang Windows 10 pada laptop atau PC lama kita asalkan
spesifikasi PC atau laptop lama kita tersebut sesuai dengan spesifikasi minimum yang dibutuhkan. Inilah syarat minimal
yang dibutuhkan:
●
Processor: 1 gigahertz (GHz)
atau lebih.
●
RAM: 1 GB atau lebih untuk versi
32-bit dan 2 GB atau lebih untuk versi 64-bit.
●
Hardisk: 20 GB atau
lebih.
Pada tutorial ini kita akan menginstall
Windows 10 dengan flashdisk dan DVD. Jadi silakan pilih salah satu, jika anda
memiliki media instalasi berupa DVD Windows maka bisa menggunakan DVD. Tapi
jika tidak memilikinya, Anda bisa menggunakan flashdisk.
Berikut adalah cara install Windows 10
dengan flashdisk atau DVD di laptop, PC dan komputer:
1.) Buat Media Instal Windows 10 dengan USB Flashdisk atau DVD
Cara instal Windows 10 ada 2 yaitu yang
pertama adalah menggunakan USB flashdisk
dan yang kedua adalah menggunakan DVD. Siapkan DVD Windows 10
jika Anda memiliki DVD installer Win 10. Tapi jika tidak punya, lebih baik
pakai flashdisk untuk menginstal windows.
Jika Anda belum memiliki media instalasi
pada flashdisk, berikut ini terdapat 2 cara untuk membuat media instalasi pada
flashdisk. Pertama, menggunakan Media
Creation Tool resmi dari Microsoft. Kedua, menggunakan
aplikasi Rufus.
Cara membuat media instalasi Windows 10
dengan menggunakan Rufus. Cara ini cocok untuk Anda yang sudah memiliki file
ISO Windows 10. Flashdisk Anda akan diformat, jadi silakan pindahkan file Anda
terlebih dahulu.
Unduh aplikasi rufus dari situs resminya
di sini. Kemudian, tancapkan flashdisk pada laptop atau komputer Anda.
Buka aplikasi rufus. Pada Boot selection
pilih Disk or ISO image. Lalu, klik Select. Kemudian cari di mana file ISO Anda
berada. Pada Image Option pilih Standard Windows installation. Pada Partition
scheme pilih GPT. Pada Target system pilih UEFI (non CSM). Pada Volume label
isikan nama sesuai keinginan Anda. Pada File system pilih FAT32. Lalu klik
Start.
1.)
Ubah Pengaturan Boot Priority
pada BIOS
Tancapkan flashdisk Windows 10 jika ingin
menggunakan flashdisk atau masukkan DVD win 10 jika ingin menggunakan DVD.
Kemudian, nyalakan laptop atau PC Anda.
Setelah
layar menyala, segera tekan tombol
ESC, DEL, F1 atau
F2 pada keyboard untuk masuk ke BIOS. Tombol yang harus ditekan tersebut
berbeda-beda pada tiap merek BIOS, namun sebagian besar merek BIOS menggunakan
tombol ESC. Untuk mengetahuinya, silakan Anda baca saat laptop baru saja
menyala (setelah menekan tombol power). Biasanya ada keterangan Press ESC to
setup atau keterangan tombol lainnya sebelum masuk OS.
Setelah berhasil masuk BIOS, arahkan ke
Menu pengaturan Boot. Setiap merek BIOS memiliki menu yang berbeda. Biasanya
pengaturan Boot priority berada di menu Boot. Untuk mengarahkannya kita bisa
membaca keterangan yang ada pada sisi atau di bawah BIOS. Seperti pada contoh
di bawah ini laptop saya menggunakan PhoinexBIOS dan cara mengarahkannya
menggunakan arah kanan atau kiri.
Ubah boot pertama menjadi USB atau
Removable Devices jika anda menggunakan flashdisk, atau jika anda menggunakan
DVD ubah boot pertama menjadi CD-ROM Drive. Ini juga berbeda di setiap BIOS.
Pada contoh kali ini caranya adalah pilih Removable Device jika menggunakan flashdisk. Lalu, sesuai keterangan di
kanan
layar, kita harus menggunakan tombol + untuk menaikkan ke posisi pertama.
Kemudian, simpan dan tutup BIOS dengan
menekan F10 sesuai keterangan di bawah layar BIOS tersebut. Laptop atau
komputer akan restart secara otomatis.
Tips: Jika Anda menggunakan laptop,
pastikan baterai laptop Anda penuh agar tidak
mati saat proses instalasi. Disarankan lebih baik Anda men-charge laptop
saat instalasi.
1.)
Mulai Proses Menginstal Windows
10
Tekan enter atau sembarang tombol pada
keyboard untuk memulai instal Windows
10 saat mendapatkan tampilan:
Press any key to boot from CD or DVD.
Tekan untuk boot dari DVD
Ubah Time and currency format dengan
memilih Indonesian (Indonesia). Kemudian klik Next.
Pemilihan bahasa
saat instal Windows
10
Klik Install Now untuk melanjutkan
proses instalasi. Kemudian tampil jendela Activate Windows. Klik I don‘t have a
product key jika anda tidak memiliki serial number atau product key. Jika Anda
memiliki product key atau serial number yang sudah Anda beli secara resmi dari
Microsoft, Anda dapat mengisikannya pada kolom
tersebut.
Opsi tanpa product key
Lalu muncul jendela Select the operating
system you want to instal. Silakan pilih sesuai keinginan Anda. Rekomendasi
saya adalah pilih Windows 10 Pro lalu klik Next.
Kemudian akan tampil jendela Applicable
notices and license terms. Klik I accept the license terms untuk menyetujuinya
kemudian klik Next. Lalu pilih Custom: Install Windows only (advanced) untuk
menginstal Windows 10 secara clean install.
1.)
Buat Partisi Pada Hardisk
Ini adalah proses
yang paling penting.
Pada contoh kali ini kita instal Windows 10 di SSD atau
hardisk yang baru, jadi tidak ada file dan partisi di dalamnya. Dengan hardisk
berkapasitas 256 GB. Saya ingin membagi hardisk menjadi 2 partisi.
·
Partisi C berkapasitas 128 GB untuk OS
·
Partisi D untuk data berkapasitas sisanya.
Klik New untuk membuat partisi lalu
isikan berapa GB partisi yang ingin dibuat. Contohnya 128 GB maka dalam MB adalah
128000. Lalu klik Apply. Lalu klik OK untuk konfirmasi.
Membuat partisi hardisk
saat install Windows
10
Secara otomatis Windows akan membuat 2
partisi. Pertama untuk System Reserverd sekitar 500 MB. Kedua, partisi yang kita
buat yaitu 128 GB. Jadi jangan heran jika tiba-tiba ada 2 partisi padahal kita
baru membuat 1 partisi dan jangan hapus partisi pertama tersebut.
Catatan: Terkadang pada proses ini saya
gagal membuat partisi saat menginstal pada laptop yang agak tua, jika Anda
mengalaminya juga solusinya adalah gunakan flashdisk jenis lama, jangan gunakan USB flashdisk 2.0, 3.0 atau terbaru
lainnya. Namun untuk laptop baru, flashdisk apapun bisa digunakan.
Selanjutnya kita buat lagi 1 partisi. Klik pada drive yang paling bawah Unallocated Space yaitu space yang belum
dialokasikan (bisa kita sebut sisa dari partisi sebelumnya). Lalu pada Size
jangan diubah karena itu adalah kapasitas sisa yang tersedia. Kemudian klik
Apply.
Membuat beberapa
partisi Windows 10
Kemudian klik pada partisi yang ingin
kita instal. Pada contoh ini kita ingin menginstal di Partition 2 sesuai
rencana kita di atas. Jadi, klik pada Partition 2. Lalu, klik Next.
Memilih partisi
untuk menginstal Windows
10
1.)
Tunggu Hingga Proses Penyalinan File Selesai
Proses instalasi windows ke partisi
hardisk dimulai. Proses ini memakan waktu sekitar 15 menit sesuai kecepatan
CPU, kapasitas RAM dan kecepatan read-write hardisk kita.
Proses yang memakan waktu paling lama adalah nomor 2
yaitu Getting files ready for installation. Tunggu hingga selesai.
Proses menyalin
data Windows 10
Setelah proses Installing updates
selesai maka laptop atau PC akan restart secara otomatis.
Setelah restart secara otomatis, jangan
tekan apapun pada keyboard saat ada tampilan ―Press any key to boot from CD or
DVD…―. Biarkan proses selanjutnya berjalan secara otomatis.
Lalu akan tampil loading Windows 10
dengan teks Getting ready kurang lebih 5 menit, namun tentu ini sesuai
kecepatan komputer atau laptop kita. Tunggu proses berjalan hingga komputer
atau laptop restart lagi secara otomatis.
Terkadang proses getting ready windows
10 lama saat instal ulang. Hal ini adalah hal yang normal khususnya jika menggunakan laptop atau komputer jadul.
Namun jika proses tersebut lebih dari 30 menit maka kemungkinan hardisk atau
komponen lain bermasalah.
Sekali lagi jangan tekan tombol apapun
pada keyboard saat ada tampilan ―Press any key…‖. Maka proses akan berlanjut ke
pengaturan Windows.
1.)
Ubah Wilayah Pengguna
Pada tampilan ―Let‘s start with region‖,
pilih Indonesia untuk menentukan wilayah kita
berada di negara Indonesia. Lalu klik
Yes.
2.)
Pengaturan Keyboard Layout Pengguna
Pada tampilan Keyboard layout, biarkan
tetap US karena keyboard layout standar di Indonesia adalah US lalu klik Yes.
Kemudian pada ―Want to add a second keyboard layout?‖ pilih Skip.
3.)
Pengaturan Fitur Windows 10
Pada ―Let‘s connect you to a network‖
pilih ―I don‘t have internet‖ jika kita tidak ingin menggunakan internet saat
ini. Kemudian muncul ―There‘s
more discover when you connect
to the internet‖. Pilih
―Continue with limited setup‖ jika kita tidak ingin menyambungkan dengan
internet saat ini.
Lalu komputer akan restart secara
otomatis lagi. Setelah restart, saat ―Press any key to boot from CD or DVD…‖.
Jangan tekan tombol apapun di keyboard. Maka proses akan lanjut kembali.
Kemudian akan tampil ―Let‘s connect you
to a network‖ lagi, dan sekali lagi pilih ―I don‘t have internet‖ jika kita
tidak ingin menggunakan internet saat ini. Lalu pilih ―Continue with limited setup‖.
4.)
Buat Nama Pengguna dan Password
Isi nama pengguna untuk
Windows 10 yang baru diinstal.
Isikan nama sesuai keinginan kita. Lalu klik Next.
Pembuatan user di Windows
10
Lalu isikan password jika ingin
menggunakan password saat login, jika tidak silakan dikosongi. Kemudian klik
Next.
Lalu pada tampilan ―Do more across
devices with activity history‖ klik Yes. Pada ―Choose privacy settings‖ biarkan
default lalu klik Accept. Lalu proses akan berlanjut secara otomatis jadi
silakan tunggu dan jangan dimatikan komputernya. Kemudian kita akan dibawa ke
desktop Windows 10 yang baru saja kita instal. Proses instalasi selesai dan Win
10 siap digunakan.
Tampilan desktop
awal Win 10
Setelah menginstal Windows 10
selanjutnya kita harus menginstal driver laptop atau komputer
kita agar semua perangkat
seperti webcam, audio, VGA dan lainnya berjalan dengan baik. Jika ada pertanyaan tentang cara instal
Windows 10 silakan kirim melalui kolom komentar.
Komentar
Posting Komentar